Ekologi
dan Prilaku
Biawak air merupakan karnivora liar
yang biasanya mencari makan di lingkungan sekitar sungai atau danau. Hewan ini
mempunyai kemampuan berenang yang baik dengan cara menggerakan tubuh berserta
ekornya yang panjang ke arah lateral. Kemampuan ini digunakan biawak untuk
mencari mangsa di dalam air terutama ikan.
Biawak air mempunyai kebiasaan
berjemur di di siang yang biasanya dilakukan di atas pohon atau di darat dan memburu
mangsa dengan cara berenang di dalam air. Hewan ini lebih aktif berburu dan
berenang di siang hari. Pada saat cuaca mendung, biawak biasanya menjadi kurang
aktif dan cenderung diam dalam sarangnya. Hewan ini membuat sarang dengan cara
menggali tanah dengan kukunya yang kuat dan pada biawak kecil biasanya membuat
sarang dengan cara melubangi batang pohon ( Perez Monica and Dwyer Quetzal
2007).
Pada
populasinya, biawak air mempunyai jantan dominan. Jantan dominan biasanya
adalah jantan dengan ukuran terbesar pada populasi itu.
Jantan dominan selalu memberikan tanda untuk menandai
wilayah kekuasaannya sehingga apabila ada pejantan yang ukurannya lebih kecil
melewati daerah yang telah ditandai itu, maka pejantan yang lebih kecil akan
menyingkir. Tanda itu biasanya dibuat pada batang pohon dengar cara menggesekan
tubuhnya terutama daerah leher .
Gambar 1 Cara
biawak dominan menandai wilayahnya
( Sumber : Quarterly Journal of Varanid
Biology and Husbandry )
Aktifitas
reproduksi dan perkawinan biawak air sangat dipengaruhi oleh musim. Biawak air
melakukan perkawinan ( mating) pada
musim hujan karena apabila musimnya berbeda ( bukan
musim hujan) akan mempengaruhi perubahan
hormonal pada biawak air jantan dan betina. Cara
biawak air melakukan perkawinan adalah biawak jantan
akan mendekati biawak betina sisi kiri atau sisi kanan. Apabila betina menolak
untuk dikawini maka akan menunjukan aksi pertahanan. Aksi pertahanan ditunjukan
dengan biawak betina mengeluarkan suara keras dari kerongkongan dengan membuka
mulut sangat lebar, menggerakan tubuhnya menjauhi jantan , berdesis atau
membalikan kepalanya pada pejantan yang datang.
Apabila betina menerima untuk dikawini ditandai dengan
menurunkan tubuhnya sehingga menekan ke tanah , menurunkan lehernya , setelah
itu memejamkan matanya dan tidak berontak. Biawak jantan akan mendekati betina
dari arah samping (dari sisi kanan
atau kiri). Setelah jarak antara keduanya berdekatan
jantan akan mengangkat kaki belakangnya sehingga berada di atas ekor si betina
dan ekor jantan dan betina jadi bersebelahan.
Pejantan bergerak
ke arah anterior sambil menjulurkan lidahnya sampai leher jantan tepat sejajar
di atas leher betina. Jantan mendekatkan tulang pelvis nya ke tulang pelvis
betina pada sisi kanan atau kiri. Setelah itu jantan akan mengangkat tulang
kaki belakangnya dan mencoba mengangkat ekor betina dengan kakinya itu. Ketika
ekor betina terangkat jantan akan memasukan salah satu hemipenisnya tergantung
dari sisi mana dia berada. Pejantan akan mengalami ejakulasi dari hemi penis
yang dipakai untuk kawin saja ( Cota 2011).
A B
C D
Gambar 2 A,B,C,D Biawak air
melakukan perkawinan
(Sumber : Quarterly Journal
of Varanid Biology and Husbandry )
Biawak
betina bunting melakukan penggalian sarang di pagi sampai sore hari. Ketika
telah mencapai kedalaman yang cukup biawak betina yang sedang mengandung bunting akan mengeluarkan
telurnya pada lubang tersebut. Biasanya proses pengeluaran ini dilakukan di
pagi hari. Biawak betina bergerak ke atas lubang ( di rumput atau semak) lalu
mulai mengeluarkan telur. Kedalaman lubang biasanya mencapai 30 cm.
Suhu di dalam lubang kurang lebih harus mencapai 25-26 oC , apabila kurang dari suhu itu telur akan
gagal menetas. Biawak betina ini membuat tanah menekan telurnya agar suhu tetap
terjaga .Biawak betina tidak memperhitungkan produksi telur dengan iklim yang
ada. Telur biasanya akan menetas dalam kurun waktu 240 hari ( Perez Monica
and Dwyer Quetzal 2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar